Negara Indonesia
memiliki dasar dan ideologi Pancasila. Negara kebangsaan Indonesia yang
berPancasila bukanlah negara sekuler atau negara yang memisahkan antara agama
dengan negara. Di sudut lain negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila juga
bukan negara islam
atau negara yang berdasarkan atas agama tertentu (Suhadi, 1998: 114). Negara
Pancasila pada hakekatnya adalah negara kebangsaan yang Berketuhanan YME.
Dengan demikian makna negara kebangsaan
Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral dalam kehidupan
bangsa dan negara yang memilki sifat kebersamaan, kekeluargaan dan
religiusitas.
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sebenarnya memiliki keselarasan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas penduduk bangsa Indonesia. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan.
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sebenarnya memiliki keselarasan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas penduduk bangsa Indonesia. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan.
Beberapa
hal yang dapat menjadi pertimbangan keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam
adalah sebagaimana uraian berikut.
1). Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama.
2). Pancasila bisa menjadi wahana implementasi Syariat Islam.
3). Pancasila dirumuskan oleh tokoh bangsa yang mayoritas beragama Islam.
1). Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama.
2). Pancasila bisa menjadi wahana implementasi Syariat Islam.
3). Pancasila dirumuskan oleh tokoh bangsa yang mayoritas beragama Islam.
Selain
hal-hal di atas, hubungan
Pancasila dengan ajaran Islam juga tercermin dari kelima silanya yang selaras dengan ajaran Islam. Keselarasan
masing-masing sila dengan ajaran Islam, akan dijelaskan melalui uraian di bawah
ini:
1.
Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa bangsa
Indonesia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara Indonesia diberikan
kebebasan untuk memilih satu kepercayaan, dari beberapa kepercayaan yang diakui
oleh negara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min
Allah, yang merupakan sendi tauhid dan pengejawantahan hubungan antara manusia
dengan Allah SWT. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu
mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan.[1] Di
antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 163.
وإلهكم إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(QS. 2:163)
Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata, namun dalam pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia yang disembah.
2.
Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bermakna bahwa
bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak-hak yang melekat pada pribadi
manusia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min al-nas,
yakni hubungan antara sesama manusia berdasarkan sikap saling menghormati.[2]
Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu menghormati dan menghargai sesama. Di antaranya adalah
yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa’idah ayat 8-9.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8) وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ (9)
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.Al-Maidah 5:8)
Secara luas dan menyeluruh, Allah memerintahkan kepada orang orang yang
beriman, supaya berlaku adil, karena keadilan dibutuhkan dalam segala hal,
untuk mencapai dan memperoleh ketenteraman, kemakmuran dan kebahagiaan dunia
dan akhirat. Oleh karena itu berlaku adil adalah jalan yang
terdekat untuk mencapai tujuan bertakwa kepada Allah.
3. Sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia
bermakna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu dan bangsa yang
menegara. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah ukhuwah
Islamiah(persatuan sesama umat Islam) dan ukhuwah Insaniah (persatuan sesama
umat manusia).[3]
Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu menjaga persatuan. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam
Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 103.
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ ’{ال عـمران 103
Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk”(Q.S. Ali Imron ayat 103)
4. Sila keempat berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin Oleh
Hikmad Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan bermakna bahwa dalam
mengambil keputusan bersama harus dilakukan secara musyawarah yang didasari
oleh hikmad kebijaksanaan.
Dalam
konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah mudzakarah (perbedaan pendapat) dan
syura (musyawarah).[4]
Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan
kehidupan dan selalu menekankan musyawarah untuk menyelesaikannya dalam suasana
yang demokratis. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat
Ali Imron ayat 159.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (159)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(QS. 3:159)
5.
Sila kelima berbunyi Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bermakna bahwa Negara
Indonesia sebagai suatu organisasi tertinggi memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 90.
Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam. Di antaranya adalah yang tercermin di dalam Al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 90.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (90)
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(QS. 16:90)
Berdasarkan
penjelasan di atas, Jelas kiranya bahwa sila sila pancasila merupakan ajaran
ajaran islam. Oleh Karena itu, Negara dan pemerintahan yang berasaskan
pancasila tidaklah bertentangan, tetapi sejalan dengan agama islam. Dengan
demikian tidaklah tepat kalau segolongan kecil umat masih mempertentangkan
Negara pancasila dengan al-qur’an. Semoga suatu saat nanti terwujud kebersamaan
antara golongan nasionalis, (kebangsaan) dengan golongan islam, sehingga terwujud
suatu masa ketika pancasila bertasbih.
Almarhum
Zainal Abidin Ahmad, seorang pompinan islam yang pada masa akhir hayatnya
memangku jabatan rector PTIQ Jakarta berpendapat bahwa ciri-ciri Negara islam[5]
adalah :
1.
Penduduk mayoritas islam
2.
Kepala Negara orang islam
3.
Ideologi
Negara sejalan dan tidak bertentangan dengan islam, sekalipun dibawah
nama lain seperti pancasila
4.
Undang-undang tidak bertentangan dengan
islam
5.
UUD mengandung prinsip musyawarah dan
dasar- dasar demokrasi lainnya.
Semua
ciri yang disebut Zainal Abidi Ahmad diatas terdapat dalam Negara pancasila
kita. Oleh Karena itu, ia berpendapat bahwa Negara republik Indonesia yang
berdasarkan pancasila lebih banyak mempunyai ciri- ciri keislaman dari Negara-
Negara timur tengah.
Jalan-jalan ke blog saya
ReplyDeletehttp://nusafa.com
aYAT Al Qur'an terbalik acak-acakan...
ReplyDelete